Simalungun | CentraljNews.Com
Bupati Simalungun Dr. Jopinus Ramli Saragih Harus diminta segera menindak lanjuti dengan tegas, tentang sikap perilaku Kepala Puskesmas di Kecamatan Pematang Sidamanik Dokter Lenny Saragih Kabupaten Simalungun Sumatera Utara.
Dimana Dokter Lenny Saragih telah bersikap kasar melayani masyarakat nya di saat berduka warga. Dimana warga tersebut diduga terinpeksi virus Corona Covid-19, Pada hari Jum’at (08/1/2021) Sekitar pukul 02.00 wib di rumah duka Almarhum ibu R br Ambarita yang sudah empat tahun menderita penyakit ginjal / komplikasi.
Menurut keterangan pers dari seluruh anak-anaknya dan Sorta Sidabutar suami dari almarhum ibu R br Ambarita beserta anggota keluarga yang lainnya pada saat, di dalam rumah duka, mengatakan Dokter Lenny bersikap sangat kasar dan tidak layak, baik dalam cara menyampaikan bahasa nya terhadap keluarga almarhum br Ambarita, di saat posisi masih berduka.
Awalnya salah satu anak dari Almarhum / keluarga yang berduka sempat bertanya kepada dokter Lenny Saragih, bagaimana tentang kelanjutannya jasad ibu mereka?
” Namun Dokter Lenny mengatakan kalau jenazah almarhum ibu nya mereka, harus di kebumikan malam itu juga. Walaupun sudah larut malam sekitar pukul 02.00 wib” kata anak Almarhum.
Yang anehnya Dokter Lenny Saragih perintahkan orang di sekitar rumah duka itu bakar baju tepat di halaman depan pintu rumah sekitar pukul. 02.00 wib seakan-akan biar semuanya orang tau, kalau istrinya pak sorta Sidabutar itu, meninggal dikarenakan terinpeksi virus Corona Covid-19.
Yang lebih parahnya, Menurut hasil keterangan dari pihak keluarga yang berduka, kalau Dokter Lenny Saragih. Sangat Kasar cara penyampaian bahasanya terhadap keluarga di halaman rumah yang berduka.
Salah satu anggota keluarga yang berduka / anak almarhum ibu br Ambarita. Bertanya kepada Dr Lenny Saragi yang menjabat sebagai Kepala Puskesmas di Kecamatan Pematang Sidamanik.
“ ibu dokter. Orang tua kami meninggal dunia di rumah kami hari ini, Kamis pagi menjelang siang tgl. 07 Januari 2021 sekitar pukul 11.00 wib. Sementara ibu dokter datang nya sudah larut malam, sekarang sudah pukul. 02.00 wib. Kalau situasi seperti ini mana ada lagi orang yang mau menggali kuburan jenazah orang tua kami ini bu” jelasnya salah satu anggota keluarga yang berduka pada dokter Lenny.
Dr. Lenny menjawab. “Biarkan aja busuk di peti itu kalau gak ada yang mau menggali kuburan nya” paparnya anak almarhum, menirukan bahasanya dokter Lenny di desa Sinaman Kecamatan Pematang Sidamanik.
Sementara Kapala Puskesmas, dokter Lenny datang bersama dengan personil Polsek sidamanik dan anggota TNI pada malam hari sekitar pukul. 02.00 wib, membawa peti mati dan hasil left dari pihak Prodia setelah pasien dua hari pulang dari rumah sakit mutiara, lalu meninggal di rumah duka.
Kemudian Dokter Lenny langsung perintahkan supaya keluarga harus memaksukkan jenazah almarhum orang tua mereka ke dalam peti. Akhirnya anak almarhum pun tidak banyak tanya lagi, mereka menuruti printah dari dokter Lenny, langsung memasukkan jenazah orang tuanya itu ke dalam peti.
Selanjutnya, anak perempuan dari almarhum ibu R. br. Ambarita itu, datang menghampiri awak media ini dilokasi rumah duka setelah selesai acara pengebumian orang tua mereka.
“Bang kalau kematian mama itu, kami sekeluarga sudah pasrah dan terima, karena berdasarkan hasil sweb nya dari Prodia. Cuman yang bikin kami semakin sedih dan sakit hati, PERILAKU DOKTER LENNY SIDAURUK KAPALA PUSKESMAS ITU nya. Karena warga sudah pada tidur semuanya kalau sudah pukul 02.00 wib. Kan mana mungkin kami banguni warga ataupun tetangga untuk menggali kuburan Jenazah orang tua kami itu..? Tapi kenapa lah sekejam itu dan sekasar itu prilakunya Dokter Lenny terhadap keluarga kami bang?” Jelasnya sembari meneteskan air mata dengan muka yang sedih.
Setelah menerima informasi dari keluarga yang berduka. Awak media ini langsung menemui dokter Lenny ke ruangan kerjanya di puskesmas pematang Sidamanik.
Namun si dokter tidak berhasil ditemui di kantor. Pada hari Jum’at. Tgl. 08 Januari 2021. Sekitar pukul. 14.43 wib setelah pulang dari acara pengebumian almarhum ibu R br Ambarita di sinaman.
Kemudian awak media ini mengkonfirmasi Dokter Lenny Saragih melalui Hp / WhatsApp. Akan tetapi tetap juga tidak ada hasilnya, dikarenakan, dokter Lenny sengaja tidak mau di mintai keterangan pers darinya.
Alasan awak media ini menyatakan kalau dokter Lenny tidak bersedia di mintai keterangan pers dari Lenny, berdasarkan chattingan konfirmasi melalui WhatsApp dokter Lenny, yang sudah tertanda di baca ceklis dua berwarna biru.
Setelah beredar berita di sosmed malam hari itu juga. Dokter Lenny langsung menghubungi oknum wartawan melalui WhatsApp.
“Halo pak… Tanya aja sama anaknya pak. Anaknya bilang seperti itu? Apakah anaknya mengatakan bahwa saya mengatakan seperti itu pak? Baik pak kalau anaknya bilang saya ngomong seperti itu saya akan menanyakan anaknya/ putrinya. Boleh saya minta nomor hp nya. Biar saya tanyakan langsung ke putrinya. Saya bicara dengan bapak atau ibu? Bapak kenal saya? Apakah kita saling kenal? Bapak bukan orang Pamatang Sidamanik? Marga apa bapak kalau boleh tau. Saya bersama Nita kesana pak. Bapak ini rupanya pak Sinaga tadi ya. Maaf saya tidak lihat foto propil bapak tadi. Atau bapak telpon saya aja?” Kata dokter Lenny dari seberang.
Setelah dokter Lenny mengatakan pada awak media ini hendak menanyakan anak almarhum. Kemudian awak media ini pun konfirmasi kembali pihak keluarga yang berduka, mempertanya kan apakah benar dokter Lenny menemui ataupun menghubungi via WhatsApp/Hemphone.
Namun jawaban hasil dari konfirmasi pihak keluarga, mengaku tidak ada Dokter Lenny menemui dan menghubungi pihak keluarga yang berduka.
Keluarga yang berduka dan masyarakat kecamatan pematang Sidamanik. Meminta tegas supaya Bupati Simalungun Dr Jopinus Ramli Saragih segera menindak lanjuti hal ini dengan setegas mungkin.
Dan juga masyarakat pamatang sidamanik dan keluarga yang berduka menyampaikan pesan via media ini. Supaya segera dan secepatnya me mutasikan dokter Lenny atau membuangnya dari kecamatan pematang Sidamanik. (Rel).
Discussion about this post