Pelalawan | CentraljNews.Com
Lebih dari 10 tahun BUMD Tuah Sekata hanyalah mengurus listrik di Kabupaten Pelalawan, saya berkeinginan melakukan “Inovasi Baru” dengan membuka beberapa pelebaran bisnisnya yang baru yakni keinginannya berbisnis mengelolah beras Penyalai dari Kuala Kampar, ungkap Direktur Utama BUMD Tengku Putra, S.Sos pada kesempatannya Rabu,(2/5/2021) kepada CentralJNews.Com.
Karnanya BUMD Tuah Sekata beserta Bank Dana Amanah Pelalawan pada Hari Selasa, (1/5/2021) telah melakukan pertemuan dengan Camat Kuala Kampar diwakili oleh Sekcam T. Fauzar dan berkunjung ke Kuala Kampar. Kunjungan dihadiri 4 Kepala Desa serta Bumdes sekaligus dihadiri pemilik gudang beras setiap Desa.
Tambahnya, tujuan kita bagaimana beras Penyalai kedepannya agar bisa dipasarkan secara baik dan mendapatkan keuntungan bagi petani dan keuntungan bagi daerah Kabupaten Pelalawan, dan kami berharap pengelolaan beras ini dapat berjalan dan tentunya beras Kuala Kampar mempunyai Brand tersendiri di Kabupaten Pelalawan.
Dengan langkah ini, kami berharap akan terwujudnya swasembada beras di Kabupaten Pelalawan serta seiring dengan hal tersebut maka Pendapatan Asli Daerah dari sektor energi dan pertanian dapat terwujud. Karna PAD Pelalawan saya nilai dapat ditingkatkan dari sektor pertanian dengan cara penjualan “Beras Penyalai”.
Mengapa saya katakan seperti itu, sebab potensi lahan saat ini lebih kurang 9000 hektar dan yang berjalan’ maksimal lebih-kurang 6000 hektar, jika diratakan satu hektar lebih kurang 3 ton, jikalau kita kalikan dengan 6300 hektar, ini akan akan luar biasa potensi Beras Penyalai jika dikelola secara profesional dan management yang pas, optimis Dirut Tuah Sekata.
BUMD.Tuah Sekata akan membantu masyarakat Kuala Kampar baik dari sektor permodalan maupun sektor pemasaran beras Penyalai untuk membantu para petani dan untuk meningkatkan PAD Pelalawan, akhir Dirut.
Kepala Desa Teluk Beringin bernama Hamdani menjelaskan persoalan yang terjadi ada beberapa faktor salah satunya modal awal. Karna kurangnya modal masyarakat menjadi banyak melakukan pinjaman kepihak luar sehingga beras ketika panen mereka yang mendapatkan nya, ujar Kades.
Kemudian ketika panen kendalanya dalam penjualan harganya sudah rendah dan tidak tertutup modal awalnya, dan ketika dijual di gudang belum bisa dapat uang harus menunggu beras laku baru dapat uang itulah beberapa hal kendalanya.
BUMD PD. Tuah Sekata harus memperhatikan hal tersebut, kami juga berharap perhatian serius dari Pemerintah maupun BUMD Tuah Sekata yang akan mengelolah hasil panen padi di Kuala Kampar, tuturnya.
Sarkawi yang merupakan Ketua Bundes Sei Upih mengeluh, kalau musim panen harga beras langsung anjlok diharga hingga Rp. 6000 hal ini sangat merugikan para petani padi karnanya mau tidak mau kami menjual hasil pertanian ke Propinsi Kepulauan Kepri. Tetapi kalau ada solusi dari BUMD Tuah Sekata kami merasa terbantu dan berterimakasih,ujarnya.
(Yusuf Situmorang)